Thursday 7 December 2017

Sebuah Tanya

Mungkin ini termasuk minggu-minggu akhir di kuliah. Hari ini, Kamis 7/12 aku masuk ke ruang kelas selitar pukul 8.30. Telat bangun, karena entah apa, padahal semalam rasanya tidur di jadwal-jadwal biasa. Bedanya, sebelum tidur makan kue dulu, sama nendang-nendang balon, mainan bola ceritanya. Hehe. 

Gegara bangun telat, pun musim dingin, setelah shalat saya bergegas siap-siap. Sarapan sekenanya, terus langsung menuju terminal bus. Senengnya, ada bus Tiga Jim yang sedang bersiap. Itu artinya, aku akan sampai di kampus kurang dari setengah jam. Wah, bahagianya. 

Ruang kelas hari ini sepi. Maklum, mata kukiah semester satu sudah selesai, mayoritas. Pun untuk semester dua sudah dihentikan semua. Akhirnya jam pertama kosong. 

Banyak temen Mesir yang hadir. Mereka selalu rajin ngampus, apapun yang terjadi. Upaya mereka luar biasa. Bayangkan saja, setiap hari keluar mruput ke kuliah, naik kereta bawah tanah (Metro), bus, Tramco selama dua jam minimal perjalanan mereka tempuh. Pulangnya, selalu menunggu akhir kelas, merampungkan tuntas setiap hari di kelas tak mau ada yang ketinggalan satu pun. Yah, ngapain jauh-jauh kalo ngga sekalian pulang sore (bahkan malam), pikir mereka. 

Pagi ini entah mengapa dingin sekali. Sampe jaket kesayangan item panjang ini sesekali aku rapatkan ke badan. Dingin. Kulihat dari jendrla kelas ke luar, ada dedaunan yang bergoyang, bunga kuning yang entah apa namanya, dan mendung. Di sela itu semua, dengung obrolan temen  Mesir memenuhi ruang kelas. Ada yang belajar bareng, ada yang sekadar ngobrol, ada yang tidur (ngga hanya di Indo ternyata) ada yang entah ngapain. Mereka sibuk denga dunianya. 

Senengnya, pagi ini aku ketemu Sara, bisa duduk di deketnya pula. Langsung, kueksekusi diktatnya. Haha. Catatan tambahan dari dosen jadi hadiah tersendiri bagi mahasiswi yang ngga rajin-rajin banget ke kuliah, kek aku. Di tengah nembel catatan, Aisyah manggil: 'Hamidah, gumana kabar?! Kok kamu belum kirim pesan ke aku.' Mak. Aku langsung terenyuh. 

Temen Mesir selalu seneng kalo merasa dibutuhkan wafidat. Yah, mungkin ini tabiat semua orang sih, hanya entah mengapa, di saat-saat begini, mereka sangat dibutuhkan. Kena. Tentunya, dalam hal belajar dan seputar pemahaman diktat, ngga lebih. Kecuali yang memang kita dekat dengannya. 

Pertanyaan itu membuatku berpikir. Mestinya, aku memanfaatkan semua ini. 

Terlalu banyak waktu berlalu hanya dengan omong kosong. 

Semoga Tuhanku memaafkan.

Kampus Putri Gedung B, Fakultas Studi Islam dan Bahasa Arab. 

Bapak telah Memilih

 24 Februari 2023 Hari ini, tepat sebulan aku berada di Bangkok. Aku dan suami berangkat ke Thailand 24 Januari lalu. Sebelumnya, 18 Januari...