Tuesday 15 March 2022

Pergantian Musim

Maret 2022

Roti rasa keju Romawi ini tinggal seperempat bagian. Itu adalah makanan ringan dari kelas mantik pagi tadi. Mendedah model-model kias yang empat selama tiga jam membuatku lupa mendung dan dinginnya Kairo hari-hari ini. Beberapa hari yang lalu aku membaca berita singkat, tak sengaja muncul di dinding Instagram. Dengan bahasa Turki, ia mengabarkan bahwa salju di Eropa, termasuk Turki, mungkin tidak akan pernah berakhir. Aku menduga, musim dingin akan lebih panjang dari biasanya.

Musim dingin kerap disebut musim terberat di antara yang lain. Orang-orang suku Oguz di Anatolia di abad 13 selalu khawatir saat musim dingin menjelang. Mereka gusar. Mereka akan mengatur sedemikian rupa bahan makanan selama semusim ke depan. Selain disibukkan oleh pencarian persediaan bahan makan, mereka juga gelisah hendak ke arah mana tenda dialihkan. Suku Oguz, sering berpindah seiring perpindahan musim. Sebagaimana suku-suku Arab, yang juga berpindah-pindah mencari sumber mata air, suku Oguz berpindah mencari tempat selain lembah. Tempat yang cukup hangat untuk bertahan hidup selama salju menyelimuti tanahnya. 

Di musim dingin, aku lebih sering menggerutu. Badan yang menggigil dijerat angin membutuhkan lebih banyak kalori dari biasanya. Lantai dingin. Kaki enggan beranjak dari kasur. Dinding kamar mandi bak sekotak es. Menciduk segayung air di ember itu artinya menusuk tulang meski bentuknya cair, tak berkristal seperti salju. Tak ada pilihan selain berjaket tebal, menahan diri tak minum, sebab memasukkan air minum berisiko mengeluarkannya di kamar mandi. Aku memilih duduk di kamar, di lantai beralaskan lap pintu tamu. Aku kurang suka membaca di kasur, karena punggung jadi tidak tegak. Selain itu, aku rasa membaca di sana akan lebih meletihkan, karena lebih sering menghadapi kantuk, menghalaunya, daripada menyerap masuk kata dan makna dari buku ke otak yang juga hampir membeku. 

Kedinginan payah semacam ini tak pernah kurasa saat belajar dan mengajar, saat berinteraksi dengan orang lain. Kemarin lusa misalnya, angin dan matahari berebut masuk jendela ruang kelas. Matahari tak pelit menyiram meja panjang nan tua itu, membentuk siluet daun-daun jendela berlabuh di meja. Siluet dan sinar itu tak cukup mengusir kesuraman kelas. Mendung masih saja menggelayuti ruangan, suasana belajar di kelas, dan iklim belajar di bahwa langit Kairo secara menyeluruh. 

Ahad dan Sabtu kemarin adalah dua hari paling penting dari ribuan yang kulalui di Kairo. 

Bapak telah Memilih

 24 Februari 2023 Hari ini, tepat sebulan aku berada di Bangkok. Aku dan suami berangkat ke Thailand 24 Januari lalu. Sebelumnya, 18 Januari...