Sunday 19 November 2017

Sekumpulan Pecinta Ahlul Bayt


Terdengar suara seorang ustadzah saat aku melepas sepatu di pintu utama masjid al-Azhar. Suara itu baru kudengar sekali ini, bukan suara Dr. Sonia ataupun lainnya yang pernah kukenal. 

Hari ini, Ahad 19/11/2017 aku bertandamg ke masjid, seusai kelas. Bus 80 coret tadi sebenarnya kosong, sehingga mahasiswi yang telah lama menunggu bergegas  masuk berebut tempat duduk. Bus tepat berhenti di depanku. Pintu terbuka, namun secara tak tertib mereka berebut masuk. Inginnya masuk duluan semua, akhirnya pintu penuh dan kesempatanku masuk duluan pun tertunda. Melihat pintu bus bagian belakang yang sepi, mestinga aku lari kesana. Namun, aku hanya terdiam melihat yang lain berpindah pintu, dan aku tetap menunggu di pintu tadi. Pasrah. Aku yakin aku akan masuk, meski berdiri menjadi suatu kepastian tersendiri. Haha ya Tuhan. Jalani setiap detail momen dengan percaya, maka hati akan tenang. 

Seusai turun dari bus mampir di Zad, sebuah toko roti di seberang terminal bus Darrasah. Menuju ke masjid, untuk sekadar menanggalkan kerinduan. 

Menarik. Sore ini, ada halakah ibu-ibu yang sedang mendalami sejarah Ahlul Bayt. Entah memakai kitab apa, yang jelas, ibu-ibu tadi dipimpin ustadzah yang siaranya terdengar sampai di pintu utama masjid. Beliau mungkin dukturah. Cara penyampaiannya enak, tegas. Di antaranya, mengulang tentang adab di majelis ilmu ialah termasuk tidak sibuk dengan gadget. Ketika itu ada seorang ibu yang sedang berbicara di telepon. 

Kemudian, tentang praktik keteladanan terhadap Ahlul Bayt. Rasul bersabda: "Addibū awlādakum hubba al-Qurān, wa hubba al-Nabiyy, wa hubba Ahli Baytihi". 

Lagi, beliau mengatakan: "Kullama zādat al-madaniyyah, qallat al-shihhah, kullama zādat al-rafāhiyyah, qallat al-ridlā". Semakin madani, semakin berkurang tingkat kesehatan masyarakat. Semakin jatuh dalam kenikmatan, semakin sulit untuk sekadar merelakan. 

Beberapa menit berikutnya, terdengar mikrofon dari ruwaq sebelah. Aha, aku yakin itu suara Dr. Hasan Usman, pengampu nahu di masjid al-Azhar. Kitabnya, Awdlah al-Masālik ilā Alfiyyah Ibni Mālik. Diktat nahu tingkat akhir. Selain ada juga, Syarh Ibnu Aqil di Rabu sore, sebelum jamnya Dr. Muhanna bersama Dr. Rabi' Ghafir. 

Ya Tuhan, mugi selalu diparingi taufik. 
Di bawah langit al-Azhar, di antara kumandang lantunan al-Quran. Rakaat terakhir shalat maghrib. 

No comments:

Post a Comment

Bapak telah Memilih

 24 Februari 2023 Hari ini, tepat sebulan aku berada di Bangkok. Aku dan suami berangkat ke Thailand 24 Januari lalu. Sebelumnya, 18 Januari...