Saturday 18 March 2017

Temaram

Malam ini, ada sesuatu yang mendesir dalam hati, menyisakan sebuah rasa lapang, atau rasa pasrah dalam jalan hidup ini. Entah kalimat mana yang ingin kau kata, semua saja saja, bagiku. Hidup dengan keseharian seperti ini, merangkai syukur setiap kali mentari berangsur. Lalu luntur. Dan kabur. 

Alhamdulillah, malam ini setidaknya ada tiga hal yang membuatku lega. Bahagia tentunya. Setelah sekian lama kuacuhkan laman ini, kahirnya malam ini kemabli bersua dengan jemari nakal yang seharusnya dijiret. Haha. Iya, entah mengapa aku suka kata itu, "dijiret." Sebuah ilf  (hampir seperti kebiasaan, tapi bukan) yang kukatakan pada mereka yang seringkali menambah jangkauan nalar pikir, bahwa mereka nyata, ada dan sesama makhluk Yang Mahakuasa. Tentu mereka yang kukenal dengan baik, dekat. Tapi, sebenarnya bukan ini inti yang ingin saya tulis di sini. Ah, kau tetap seperti dulu, jemariku!

Malam ini, sekitar pukul 23.30 clt, kajian di rumah baru berakhir. Satu per satu mereka kembali ke kediaman masing-masing. Merindukan bantal dan kasur yang terhampar di kamar. Pulang dengan tambah pengetahuan. Alhamdulillah, ternyata saya bukan apa-apa. Mereka jauh lebih di atas saya, dari cara pembacaan, pengolahan hingga cara penyampaian, saya masih tergagu. Payah sekali saya ini. Hampir setahun ikut, belum ada perkembangan yang benar-benar menjanjikan di kajian. Semoga Allah-ku memaafkan. 

Kemarin, beberapa hari yang lalu, beta benar-benar hilang fokus, entah ngaji maupun belajar. Dua hari terasa berat dan sulit sekali, ingin segera pulang dan memeluknya. Mama sakit. Dan, biasanya tidak sepeti ini. Mamas di rumah dengan segala kesibukannya ternyata membuatku semakin tak keruan. Berpikir macam-macam. Pun akhirnya dua hari tak ngaji tak kuliah, mata sayu nan sembab sungguh membuatku tambah jelek. Tambah jelek pol.

Alhamdulillah beliau berangsur pulih. Alhamdulillah. 

Tentang kajian, ngaji, talaqqi, atau apalah itu sebenarnya selalu ada hal baru yang aku dapatkan. Tambah kaweruhan, tambah pengalaman, dan setidaknya, aku bisa mengira-ira keadaan diri sendiri di antara mereka seperti apa. Sering kali merasa lebih baik dari ini, lebih unggul dari itu, lebih ini lebih itu.. tapi sebenarnya apa yang saya jamin? Tidak ada. Semua pemberian dan kehendak Allah Swt. 

Sebenarnya,  semoga Allah menganugrahkan taufik kepada hamba kecil ini, agar mampu menjalani hari-hari, berjalan menuju janji-Nya, memenuhi jatah umur yang telah disiapkan untukku dengan sebaik-baik penghambaan. Tiga media bukanlah hal yang ringan. Belum lagi prioritas; ngaji, kuliah, kajian. Terkadang, bisa saja aku hanya berpangku tangan, nyedong sangu dari bapak mama yang banting tulang di rumah. Namun, terkadang otak dan hati menampar sekeras yang mereka bisa (itu pun aku masih sering melalaikannya) agar aku bekerja keras. Kehidupan yang lalu mungkin milik bersama, namun masa yang akan datang merupakan tanggung jawab masing-masing untuk bersiap agar pantas meraihnya. Ah, lagi-lagi meracau. Entah apa yang aku tulis. Mungkin seperti biasa, tak jelas. Karena jujur hari ini sangat melelahkan. Ditambah kajian depan saya yang nulis. Jadi, mohon doanya, Kawan..semoga saya mampu dan Allah berkehendak. Capek, namun bahagia. Semoga sehari ini tidak sia-sia. 

Paling tidak, saya belajar bahwa terlalu banyak angan membahayakan.
Paling tidak, saya sadar bahwa ternyata saya bukanlah apa-apa. 
Paling tidak, semoga apa yang saya usahakan pantas diganjar dengan masa depan yang gemilang.

Alhamdulillah, visa sudah turun. Tapi, foto saya bukanlah saya. Berlaku sampai 30 hari. Tapi, aku berharap semoga tidak berlama-lama di sana. Bukan tak ingin. Sungguh, jika imtihan belum di depan pintu, betapa saya ingin terus berdiri di Haram itu. Nama saya ketambahan nama bapak, hehe. Semoga semua baik-baik saja. Aku yakin baik-baik saja. 

Yaa Rabb.
Ini bukan elegi.
Kangen masa depan. 

Dini hari Ahad, 1:20 AM CLT. 
Hari yang mendung, dingin, sunyi, menyisakan derum suara motor dan klakson bawah rumah sesekali. Anjing dan kucing yang selalu mencipta harmonisasi di setiap langkah pagiku. 


1 comment:

Bapak telah Memilih

 24 Februari 2023 Hari ini, tepat sebulan aku berada di Bangkok. Aku dan suami berangkat ke Thailand 24 Januari lalu. Sebelumnya, 18 Januari...