Sunday 21 August 2016

'Krek'; Tengkuk itu Ingin Meringkuk

Kutarik napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya dengan penuh kelapangan.. Lega.
Alhamdulillah, sepatah kata yang cukup mewakili untuk hari kemarin.

Hari yang panjang.. begitu aku menamainya. Iya, karena semenjak pagi saya keluar rumah. Bakda Ashar pulang, pergi lagi hingga pukul 21.30 baru benar-benar pulang. Sebenarnya tidak ada kegiatan yang istimewa dari hari ini. Iya, wong saya hanya menjalankan kewajiban saja. Apanya yang istimewa dari penunaian sebuah kewajiban? Tak ada. Hanya saja, dalam setiap keadaan, kita diwajibkan untuk selalu bersyukur, apa pun yang kita sangkakan kepada-Nya.
Hari ini, hari yang melelahkan, ternyata. Sampai-sampai aku tertidur dengan pulasnya ketika seorang yang dihargai dan digugu menerangkan sebuah tema. Nikmatnya tidur sungguh terasa, masya Allah. Jujur, saya lebih suka cara tertidur yang seperti ini ketimbang tidur dengan memanjakan punggung di atas empuknya kasur. Ah, memang nikmat. Namun, segala sesuatu yang tidak biasa memang terlihat tidak biasa (haha, gimana sih, Mid). Seperti tidur tadi, misalnya. Tetiba dibangunin oleh teman (mbak-mbak Mesir lebih tepatnya). Ah, iya. Aku tersenyum kecut karena tersadar ternyata aku berhasil tertidur (ngga kerasaaa, beneran. Maap maap). Akhirnya, untuk menyamarkan aksi saya tadi (tidur di tengah pelajaran) yaah saya goyangkan pena seolah nulis apaa gitu, atau saya goyangkan kaki saya sebagai pertanda bahwa saya masih hidup (kan gerak, hehe). Sebagai tanda bahwa saya (seolah) memperhatikan pelajaran sedari tadi tanpa ada yang terlewatkan, haha. Nakal poll ee.
Banyak pelajaran (bukan dars, ya. Beda topik udahan) yang bisa saya raup semenjak hari-hari kemarin. Bukan karena rajin (yah, pede banget ni anak), bukan. Justru karena saya seperti anak kecil yang butuh seorang munabbih yang selalu mengingatkan lah, saya teringat bahwa saya harus bangun tanpa pengutik. Berjalan tanpa sandaran, berlari tanpa kembali. Yah, dan berbagai hal semacam itu lah. Sebenarnya.. saya harus bisa mencapai mimpi saya.
Ah, itu nomor dua. Yang pertama, sebenarnya.. tengkuk saya pegal dan sepertinya harus segera merebahkannya di atas singgasana bilik tercinta. Ah, walhasil, nggak jelas lagi kan, tulisannya. Huft.
Dan, saya pun belum bisa tertidur sampai detik ini. Padahal besok ada jam terbang pagi lagi.
Allaah al-Musta'aaan. 

Kemudian menikmati bunyi 'krek' yang muncul dari tengkuk yang ingin segera meringkuk.
Bahagia, alhamdulillah.
di depan laptop yang tadinya mau menyusun ulang jadwal talaqqi, nyalin revisian Apendiks al-Mizan, nulis blog, dan sebanyak aktivitas yang ternyata mental dari tembok media sosial. Ah, doakan, Kawaan. Semoga aku bisa nulis beneran. Haha
Bismillah..
Senin, 22/08/2016 pukul 2.03 AM CLT.

No comments:

Post a Comment

Bapak telah Memilih

 24 Februari 2023 Hari ini, tepat sebulan aku berada di Bangkok. Aku dan suami berangkat ke Thailand 24 Januari lalu. Sebelumnya, 18 Januari...